Kapal kayu bongkar BBM jenis solar secara ilegal disalah satu pelabuhan tikus. (Foto: ist) |
BATAMSIBER.COM | BATAM - Bisnis gelap bahan bakar minyak (BBM) jenis solar tumbuh subur di perairan Batam. Hal ini membuat para mafia minyak mulai terang-terangan melakukan aktivitasnya.
Seperti aktivitas ilegal yang terpantau wartawan di wilayah Kampung Tua, Dapur 12, Kelurahan Sei Pelunggut, Kecamatan Sagulung, Kota Batam. Mereka beroperasi di pagi hari pada Rabu (20/11/24) sekira pukul 08.00 Wib.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari masyarakat setempat mengatakan bahwa kegiatan aktivitas bongkar muat BBM jenis solar tersebut rutin dilakukan setiap hari di pelabuhan tersebut.
"Tak heran lagi kalau soal itu, kerap setiap hari terlihat mereka bongkar muat solar dari kapal ke mobil Tangki. Terkait ilegal atau sesuai prosedur kita begitu paham. Tapi, Kalau itu ilegal, kenapa Polisi tutup mata," kata salah satu warga setempat.
Bahkan menurutnya, aktivitas ilegal itu sudah berlangsung cukup lama. Mereka dengan leluasa melangsir BBM Ilegal itu dari kapal kayu ke mobil tangki yang sudah menunggu didarat lalu dibawa ke gudang untuk ditimbun kemudian di jual ke sejumlah Industri.
Untuk diketahui, BBM jenis solar itu diperoleh dari Ship to Ship (STS) ditengah laut secara Ilegal. Kegiatan ini biasa disebut 'Kencing Laut'."
Untuk melancarkan bisnis ilegalnya, para Mafia solar ini memodifikasi palka kapal, sehingga dapat menampung muatan lebih banyak saat kegiatan STS di tengah laut.
"Modusnya, ketika kapal sudah bersandar di dermaga pelabuhan kampung tua Dapur 12. Selanjutnya muatan Solar dalam Palka/Tanki kapal akan di Loading langsung ke beberapa Mobil tanki berwarna putih biru ukuran 10.000 liter dan 20.000 liter yang sudah parkir di pelabuhan tersebut. Dengan menggunakan alat bantu mesin pompa.
Setelah ditelusuri, ternyata minyak tersebut diduga milik seorang pengusaha berinisial GA dan TT yang tak asing di dunia minyak.
Sedangkan kapal kayu yang digunakan milik seseorang yang berinisial IS.
Hingga berita ini diterbitkan, wartawan masih berupaya melakukan konfirmasi kepada Satpolairud dan Dirreskrimsus Polda Kepri. (Red)